Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Solving)
Di dalam proses belajar mengajar,
guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu ialah harus menguasai model dan teknik-teknik penyajian, atau
biasanya disebut model pembelajaran dan metode pembelajaran
Dalam kenyataan, cara atau metode
mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi
atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang
ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan
serta sikap. metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi ataupun untuk
menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk
tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam
menghadapi segala persoalan.
Model dan Metode pembelajaran
berbasis masalah (Problem Solving) digunakan dalam pembelajaran
yang membutuhkan jawaban atau pemecahan masalah. Sebagai metode pembelajaran, metode
pembelajaran berbasis masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah
pada siswa. Dengan metode ini, para siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut
prosedur kerja ilmiah.
1. Pengertian Metode Pemecahan
Berbasis Masalah
Model pembelajaran
berbasis masalah atau lebih spesifik Metode pembelajaran berbasis
masalah (Problem Solving) menurut Sudirman, dkk. (1991 :
146) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai
titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari
pemecahan atau jawabannya oleh siswa.
Metode pembelajaran
berbasis masalah atau metode pembelajaran berbasis
masalah (Problem Solving) ini sering dinamakan atau disebut juga
dengan eksperimen method, reflective thinking method, atau scientific
method (Sudirman, dkk., 1991 : 146).
Berdasarkan modul pelatihan
Kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis masalah dikelompok dalam
4 jenis Model Pembelajaran yang wajib dikuasai guru.
Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah disini diartikan
sebagai pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan
sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan
oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan
menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri,
dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan
pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau
menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan
dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan
atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.
Dengan demikian, Model
atau Metode pembelajaran berbasis masalah atau metode pemecahan masalah
(Problem Solving) adalah sebuah metode pembelajaran yang berupaya
membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau jawabannya. Sebagaimana
metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap
ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu
masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.
2. Langkah-langkah
Metode pembelajaran berbasis masalah
Dalam garis besarnya
langkah-langkah metode pembelajaran masalah (problem solving) dapat
disarikan sebagai berikut:
- Adanya masalah yang dipandang penting;
- Merumuskan masalah;
- Analisa hipotesa;
- Mengumpulkan data
- Analisa data;
- Mengambil kesimpula
- Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan
- Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23).
Berikut adalah langkah-langkah
PBM yang diadaptasi dari pendapat Arends (2012) dan Fogarty (1997).
Tabel 1. Langkah-Langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
|
Deskripsi
|
Tahap 1
Orientasi terhadap masalah
|
Guru menyajikan masalah nyata
kepada peserta didik.
|
Tahap 2
Organisasi belajar
|
Guru memfasilitasi peserta
didik untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu
mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan
apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Peserta didik berbagi
peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
|
Tahap 3
Penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru membimbing peserta didik
melakukan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui
berbagai macam cara untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah.
|
Tahap 4
Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
|
Guru membimbing peserta didik
untuk menentukan penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai
alternatif pemecahan masalah yang peserta didik temukan. Peserta didik
menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, misalnya dalam bentuk gagasan,
model, bagan, atau Power Point slides.
|
Tahap 5
Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
|
Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian
masalah yang dilakukan.
|
Secara Sederhana langkah
penerapan Model Pembelajaran Berbasis masalah dalam kegiatan
belajar mengajar adalah sebagai berikut:
- Siswa dibantu guru mempersiapkan dan merumusakan masalah yang akan diteliti,
- Siswa mencoba menentukan alternatif pemecahan masalah tersebut;
- Siswa mengumpulkan informasi sesuai alternatif permasalahan yang telah ditetntukan;
- Siswa membuat simpulan;
- Siswa mempersentasikan simpulan tersebut.
Sedangkan menurut Nahrowi Adjie
dan Maulana (2006 : 46-51) langkah-langkah penyelesaian masalah antara
lain adalah;
- memahami soal,
- memilih pendekatan atau strategi,
- menyelesaikan model, dan
- menafsirkan solusi.
Pada prinsipnya keempat langkah
penyelesaian masalah di atas adalah sama, hanya saja pendapat yang ketiga lebih
cenderug mengarah pada pembelaran matematika. Bagi Anda guru matematika saya
sarankan Anda menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah matematika
seperti dikemukakan oleh Nahrowi Adjie dan Maulana, karena lebih sederhana dan
mudah dipahami.
3. Kelebihan Metode
Pembelajaran Berbasis Masalah / Problem Solving
- Dengan Metode / Model Pembelajaran berbasis masalah atau Metode Problem Solving akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
- Dalam situasi Metode / Model Pembelajaran Masalah atau Metode Problem Solving, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
- Metode / Model Pembelajaran Masalah atau Metode Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Metode / Model Pembelajaran
Berbasis Masalah ini memiliki kecocokan terhadap konsep inovasi
pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai berikut :
- peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan yang dijumpainya;
- peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered;
- peserta didik mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.
Berikut adalah beberapa contoh
masalah nyata yang dapat digunakan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (sumber materi
pelatihan kurikulum 2013)
- Di beberapa tempat perbuatan mencoral-coret dinding
tembok dengan menggunakan kata-kata yang tidak sopan sering dijumpai. Hal
tersebut merusak pemandangan kampung dan menjadikan wilayah tersebut
terkesan kumuh. Bagaimanakah menyelesaikan masalah tersebut?
- Perilaku membuang sampah di saluran air atau di
sungai seolah-olah menjadi perilaku yang biasa saja. Padahal di Indonesia
memiliki undang-undang tentang lingkungan hidup. Bagaimana penyelesaian
masalah perilaku membuang sampah sembarangan tersebut ditinjau dari
undang-undang lingkungan hidup atau peraturan perundang-undangan yang lain?
- Wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal dari NKRI berbatasan dengan negara-negara tetangga. Pembangunan di wilayah tersbut belum memadai dan warga yang tinggal di wilayah tersebut merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah RI. Bagaimana sebaiknya wilayah tersebut dikembangankan dan dibangun?