Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indikator Soal Definisi, Fungsi Hingga Contoh Penerapan

Satu parameter yang mengukur keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran ialah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal ujian, entah itu soal ujian akhir atau ujian berkala. Dalam menyusun soal, penting bagi pengajar untuk mengacu pada kisi-kisi yang sudah disusun sebelumnya. Kisi-kisi tersebut berisi indikator soal yang dapat menjadi pedoman belajar siswa. 

Lalu, apa arti indikator soal? Dalam artikel ini, Blog gurumapel.com akan membahas definisi, fungsi, karakteristik indikator soal yang baik, cara merumuskan, dan contoh indikator soal. Yuk, simak penjelasannya!.

Definisi Indikator Soal

Indikator soal merupakan ukuran prestasi KD yang dapat diukur dengan jelas melalui perubahan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Indikator ini merupakan elemen penting yang harus diperhatikan ketika membuat kerangka soal. Dengan menggunakan Indikator soal, Anda dapat dengan mudah menilai kesesuaian antara soal dan tujuan pembelajaran. Jika Indikatornya tidak sesuai, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Fungsi Dari Indikator Soal

Ketika membuat kisi-kisi, Anda harus dapat mengembangkan indikator soal yang cocok dengan karakteristik peserta didik. Fungsi indikator soal adalah sebagai berikut:

  • Sebagai alat pengukur kesesuaian antara isi soal dan tujuan pembelajaran.
  • Sebagai panduan bagi peserta didik dalam mempersiapkan materi ujian.
  • Sebagai panduan bagi guru dalam mengukur tingkat kompetensi peserta didiknya.
  • Sebagai referensi dalam menentukan kualitas soal, mulai dari sebaran level kognitif hingga tingkat kesulitan.
  • Sebagai panduan dalam mengembangkan soal-soal HOTS.
  • Sebagai panduan dalam menyusun instrumen penilaian.
  • Sebagai petunjuk pencapaian KD.

Syarat Indikator Soal yang Baik

Suatu indikator soal dikatakan baik dan benar jika memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Menggunakan Kata Kerja Operasional yang Tepat dan Dapat Diukur

Kata kerja yang digunakan pada soal pilihan ganda hanya satu. Sedangkan untuk soal uraian, kata kerja bisa lebih dari satu. Kata kerja tersebut harus dapat dibuktikan secara terukur kebenarannya. Contohnya adalah "peserta didik dapat menghitung energi kinetik rata-rata partikel gas", "peserta didik dapat menemukan gagasan utama paragraf induktif", dan sebagainya. 

Dalam contoh-contoh tersebut, kata kerja operasional yang digunakan adalah "menghitung" dan "menemukan".

2. Dapat Dikembangkan Menjadi Soal beserta Pengecohnya

Salah satu syarat indikator yang baik adalah indikator tersebut dapat dikembangkan menjadi soal. Tentu saja, akan lebih baik jika dapat dikembangkan pengecohnya. Sebenarnya, pengecoh merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam membuat soal. 

Dengan adanya pengecoh, kemampuan analisis peserta didik akan berkembang. Berbeda halnya dengan soal-soal yang sudah pasti jawabannya.

3. Indikator Soal Harus Sama Dengan Materi

Indikator soal harus sesuai dengan materi yang dipilih sebagai bahan soal. Namun, masih memungkinkan untuk mengaitkan materi tersebut dengan materi lain selama tidak keluar dari materi utama. Oleh karena itu, indikator soal harus mencerminkan isi KD yang telah dirumuskan.

Rumusan Dari Indikator Soal

Rumusan indikator soal dianggap lengkap jika terdiri dari empat komponen, yaitu sebagai berikut.

1. Audience

Peserta didik merupakan target sasaran dari soal tersebut.

2. Behavior

Tingkah laku peserta didik yang diharapkan muncul setelah menjawab soal. Behavior ini harus diwujudkan dalam bentuk kata kerja operasional seperti "menghitung", "mendeskripsikan", "menemukan", dan sebagainya.

3. Condition

Kondisi tertentu yang diberikan pada peserta didik saat tingkah lakunya diukur. Condition ini hanya berlaku saat peserta didik menjawab soal dalam konteks materi yang dipilih.

4. Degree

Derajat keberhasilan yang dibuktikan dengan adanya tingkah laku yang benar dari peserta didik.

Sebagai contoh, "Peserta didik dapat menentukan jangkauan maksimum dengan tepat setelah diberikan grafik gerak parabola" 

Berdasarkan contoh tersebut;

  • "Diberikan grafik gerak parabola" berfungsi sebagai condition.
  • "peserta didik" berfungsi sebagai audience.
  • "Memiliki kemampuan untuk menetapkan batas maksimum" berfungsi sebagai behavior
  • "Dengan tepat/akurat" berfungsi sebagai degree

Model Indikator Soal

Secara umum, model Indikator soal dibagi menjadi dua, yaitu model pertama dengan kondisi di awal kalimat dan model kedua dengan subjek atau peserta didik di awal kalimat. 

Apa perbedaan antara kedua model tersebut?;

1. Model Pertama

Model pertama merupakan model Indikator soal yang menampilkan suatu stimulus, seperti gambar, tabel, teks bacaan, atau infografis. Dengan adanya stimulus ini, kondisi peserta didik diletakkan di awal kalimat. Sebagai contoh, "Disajikan sebuah infografis penggunaan energi alternatif, peserta didik dapat menentukan kesimpulan yang benar terkait infografis tersebut."

2. Model Kedua

Model kedua ditujukan untuk Indikator soal yang tidak disertai stimulus. Pada model ini, audience dan behaviour berada di awal kalimat. Sebagai contoh, "Peserta didik dapat menghitung energi kinetik rata-rata gas diatomik dengan tepat."

Soal-soal yang nantinya dibuat harus sesuai dengan Indikator soalnya.

Kata Kerja Profesional pada Rumusan Indikator Soal

Tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami soal dibagi menjadi tiga level kognitif, yaitu level 1, level 2, dan level 3. Setiap level memuat kata kerja profesional yang berbeda-beda. Itu artinya, kata kerja profesional yang digunakan di dalam Indikator soal mencerminkan level kognitif soal tersebut.

1. Kata Kerja Profesional pada Soal-Soal Level 1

Dalam taksonomi Bloom, level 1 terdiri dari C1 dan C2. Kata kerja yang digunakan pada C1 maupun C2 adalah sebagai berikut.

C1 (kemampuan mengingat)

Kata kerja profesional yang digunakan meliputi menyebutkan, menunjukkan, memilih, mengidentifikasi, menyebutkan kembali, dan menuliskan kembali.

C2 (kemampuan memahami)

Kata kerja operasional yang bisa digunakan meliputi menginterpretasikan, menguraikan kembali, membandingkan, menarik kesimpulan, menjelaskan, merangkum, mengelompokkan, dan lainnya.

2. Kata Kerja Profesional pada Soal-Soal Level 2

C3 (mengaplikasikan)

Kata kerja operasional yang bisa digunakan pada C3 meliputi menghitung, memperagakan, menerapkan, menggunakan, memodifikasi, mentransfer, dan lainnya.

3. Kata Kerja Profesional pada Soal-Soal Level 3

Dalam taksonomi Bloom, level 3 terdiri dari C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Adapun kata kerja profesional yang bisa digunakan pada ketiga tingkatan adalah sebagai berikut.

C4 (kemampuan menganalisis)

Kata kerja operasional yang bisa digunakan meliputi membuat diagram, membandingkan, menganalisis, menghubungkan, menunjukkan, dan lainnya.

C5 (kemampuan mengevaluasi)

Kata kerja profesional yang bisa digunakan meliputi mengevaluasi, mengkritik, menilai, memeriksa, dan lainnya.

C6 (kemampuan mencipta)

Kata kerja operasional yang bisa digunakan meliputi merancang, membuat, memproduksi, merencanakan, dan sebagainya.

Contoh Penerapan Indikator Soal pada Kisi - Kisi

Kisi - Kisi adalah panduan yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan pertanyaan. Dalam kisi - kisi, terdapat beberapa unsur yang menjadi ciri khas pertanyaan. Satu di antaranya yaitu indikator. Berikut ini ialah contoh penggunaan indikator pertanyaan pada rangkuman materi, yang dapat anda liat dari gambar berikut.