Sejarah Dan Tehnik Gerakan Lompat Galah
Halo olahraga mania. Lompat galah merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang sering dipertandingkan baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Lompat galah adalah olahraga nomor lompat dalam olahraga atletik, di mana galah digunakan sebai alat untuk melompat guna mendapatkan lompatan tertinggi.
A. Sejarah Lompat Galah
Menurut catatan sejarah, lompat galah di percaya berasal dari benua Eropa, tepatnya di negara belanda di provinsi friesland. pada masa itu galah di gunakan untuk melompati dan melewati rintangan alam seperti sungai maupun rawa - rawa. Masyarakat belanda pada masa itu selalu menyimpan galah untuk melompati atau menyebrangi rintangan - rintangan alam sehingga sering di kenal dengan istilah Fierljeppen atau biasa di sebut lompat galah danau.
Sejarah pertandingan lompat galah yang tercatat dalam buku sejarah The Mechanics Of The Pole Vault karya Richard Ganslen melaporkan bahwa dalam London Gymnastic Society di bawah profesor Voelker Held melakukan pengukuran pada Event lomba lompat galah yang di selenggarakan pada tahun 1826 yang di ikuti oleh 1.300 orang partisipan mencatat ketinggian lompatan hingga 10 ft 10 in (3,3 Meter).
Pada zaman dahulu lompat galah masih menggunakan galah yang terbuat dari bambu dan alumunium. penggunaan galah yang fleksibel yang terbuat dari bahan fibrerglass dan serat karbon baru dimulai dan di perkenalkan pada tahun 1950.
Olahraga lompat galah adalah olahraga yang sangat membutuhkan keahlian dan kekuatan fisik seperti kecepatan, kelincahan maupun kekuatan. Namun semua itu tidaklah cukup, dalam lompat galah untuk menghasilkan lompatan tinggi yang maksimal di perlukan juga galah yang fleksibel dan kuat.
Gambar 1 : Lompat Galah |
B. Tekhnik Lompat Galah
Ada beberapa teknik yang harus dilakukan seorang pelompat dalam lompat tinggi galah ini. Mari kita perhatikan bersama-sama penjelasan berikut;
1. Awalan
yang dilakukan pertama mengambil ancang-ancang untuk berlari posisi tubuh harus dikontrol untuk melakukan gerakan menancapkan galah dan menumpu dengan tepat. Teknik Awalan; Awalan jaraknya harus panjang, supaya dapat mencapai kecepatan maksimum ketika menumpu. Saat berlari usahakan konsisten dan prima yg bertujuan atlet dapat mengontrol posisi tubuhnya dari proses menancapkan galah dan menginjak titik tumpu dengan tepat. Galah harus dipegang yang kuat, dan yang perlu diperhatikan cara memegang jarak yang cukup lebar, untuk memperoleh tumpuan yang baik.
2. Gerakan menancapkan Galah
Teknik menancap galah yang pertama adalah dalam proses menancapkan galah hendaknya langsung ke arah depan dan atas, jangan menggeserkan galah di tanah. Sedikit kalaupun terpaksa supaya kedua tangan terpisah pada jarak yang cukup lebar. Tancapkan galah setelah jarak 3 langkah sebelum menumpu dengan menggunakan ujung galah.
3. Galah menancap sejajar garis lurus sehingga ujungnya terletak dibawah kepala atlet pada saat start untuk tumpuan
Kecepatan sangat penting ketika melentingkan galah, Selanjutnya posisi badan hendaknya langsung mengarah bagian belakang dari parit pendaratan. Kaki yang akan digunakan menumpu hendaknya diletakkan tepat di bawah garis tegak lurus yang ditarik mulai dari tangan yang paling atas.
Sebelum melentingkan galah gerakan yang harus dilakukan ialah; gerakan push-pull yaitu gerakan menekan (pushing) galah dengan tangan yang terletak lebih rendah, sementara tangan yang atas menarik ujung galah ke bawah. Gerakan pull-swing adalah gerakan menarik dengan tangan yang di atas, sementara tubuh berayun ke depan, di belakang tangan bawah yang menekuk. Kedua gerakan ini harus dilakukan dengan benar, sehingga pusat gaya berat tubuh tetap berada di belakang
4. Berayun dan menggelantung
Gerakan ini bertujuan untuk menambah kelentingan dan untuk menyimpan lebih banyak tenaga potensial di dalam galah. Dengan posisi tubuh pelompat yang benar akan didapat posisi yang paling baik untuk mengangkat tubuh ke atas, saat tenaga yang disimpan waktu menggantung dikeluarkan lagi segera untuk melewati mistar.
5. Tarikan dan Putaran (pull & turn)
Gerakan pulling (menarik) dimulai ketika pusat dari gaya berat tubuh si pelompat berada dekat galah. Mulailah energi dilepaskan yaitu dengan gerakan meluruskan kembali. Gerakan ini mengikuti fase pasif relatif setelah tubuh menggelantung, ketika si pelompat menunggu terlepasnya tubuh. Tarikan lurus searah sumbu galah. Putaran tubuh diperoleh dengan gerakan tangan atas yang mulai menarik kearah pinggul dan bukan kearah dada. Kedua kaki tetap diangkat tegak lurus, sewaktu dilakukan gerakan menarik dan berputar.
6. Push –off dan melintasi mistar
Gerakan push-off (melentingkan diri) dimulai segera setelah tarikan tangan yang diatas, mencapai posisi dekat pada pinggul. Gerakan ini sebetulnya lanjutan dari gerakan menarik tadi. Pada permulaan dari gerakan melenting ini, galah harus membentuk sebesa 85 - 90º. Sebelum pelompat melepaskan tanganya, lakukanlah putaran melingkar mistar dengan cara menjatuhkan kedua kaki sedikit, dan denga reaksi dari daya dorong tubuh terhadap galah. Jika daya dorong ke atas melampaui taikan ke bawa oleh kedua kaki, pusat gaya berat si pelompat akan terus melambung tinggi setelah galah dilepaskan.
Gerakan ini merupakan gerakan terakhir yaitu melewati garis mistar. Jadi suksesnya gerakan ini tergantung dari latihan dan latihan dan teknik gerakan-gerakan awal yang benar sehingga dapat menimbulkan gerakan akhir yang sempurna.
Itulah sejarah dan tehnik dasar lompat galah yang dapat kami uraikan, semoga bermanfaat.