Pengertian Populasi Dan Sampel Serta Teknik Sampling
Dalam pembuatan karya Ilmiah semisal Tesis, Skripsi maupun yang lainnya tentu membutuhkan pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data tentu memerlukan responden yang bisa di minta untuk mengisi data. Nah pada saat melakukan penelitian tentu kita sering mendengar istilah populasi, sampel ataupun tehnik sampling.
Lalu apa sih yang di maksud dengan Populasi, Sampel dan Tehnik sampling dalam penelitian, berikut ini penjabarannya.
Lalu apa sih yang di maksud dengan Populasi, Sampel dan Tehnik sampling dalam penelitian, berikut ini penjabarannya.
A. Pengertian atau definisi populasi
Sedangkan menurut Sugiyono pengertian populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).
Jadi populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu.
Penelitian sample baru boleh di laksanakan apabila keadaan
subyek di dalam populasi benar-benar homogen
Kita melakukan penelitian sampel dari pada melakukan penelitian
populasi karena penelitian sampel memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
- Karna
menghemat dari segi waktu, tenaga dan biaya karna subyek penelitian sample
relative lebih sedikit di banding dengan study populasi
- Di
banding dengan penelitian populasi penelitian sample lebih baik karna
apabila penelitian populasi terlalu besar maka di khawatirkan ada yang
terlewati dan lebih merepotkan
- Pada
penelitian populasi akn terjadi kelelahan dalam pencatatan dan analisisnya
- Dalam
penelitian populasi sering bersifat destruktif
- Adakalanya
penelitian populasi tidak lebih baik di laksanakan karna terlalu luas
populasinya.
B. Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar,2007).
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan
karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal karena
keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (Sugiyono,2011).
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan
representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya),
yaitu:
1. Variabilitas populasi
Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneiti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.
2. Besar sampel
Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.
3. Teknik penentuan sampel
Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula tingkat representativeness sampel.
4. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkt representativeness sampel.
Statistik inferensial memungkinkan kita untuk menebak suatu karakteristik numerik dari sebuah kumpulan kelompok besar.
Logika sampling memberi kita cara untuk menguji kesimpulan tentang kelompok-kelompok besar menggunakan hanya sebagian kecil dari anggota bagian tersebut.
Suatu populasi adalah sekelompok fenomena yang memiliki sesuatu hal yang sama. Istilah ini sering mengacu pada sekelompok orang misalnya:
- Semua
pemilih yang terdaftar di KPU Kota Semarang.
- Seluruh
penumpang KA Argo Bromo Anggrek.
- Semua
orang Indonesia yang kerja shift malam.
Tetapi populasi dapat merujuk pada hal-hal yang lain seperti:
- Semua
suhu maksimum Juni-Juli kota-kota besar di Indonesia.
- Semua
sel saraf Macaca mulatta.
- Tingkat
keasaman air laut di Selat Jawa.
Seringkali peneliti ingin mengetahui hal-hal tentang karakteristik, sikap dan lain-lain dari sebuah populasi, tetapi tidak memiliki data untuk setiap orang atau atribut dalam populasi tersebut.
Jika divisi layanan pelanggan Bank Mandiri ingin mengetahui apakah pelanggan merasa puas, maka tidak akan praktis (atau bahkan tidak mungkin) dengan menghubungi setiap nasabah.
Sebaliknya, perusahaan hanya memilih beberapa nasabah
sebagai perwakilan. Dengan demikian sampel adalah sekelompok kecil anggota
terpilih yang mewakili seliruh populasi.
Statistik mempelajari hal-hal tentang populasi bahwa sampel harus acak. Sampel acak memungkinkan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Parameter adalah karakteristik populasi. Statistik inferensial memungkinkan untuk membuat generalisasi tentang parameter populasi berdasarkan statistik yang dihitung dari sampel acak.
CONTOH :
Anda ingin tahu pendapatan rata-rata per bulan konsumen oli Castrol di Jawa Tengah. Anda menarik sampel (x) acak 10 pelanggan dari tiap kabupaten dan hasil perhitungan pendapatan rata-rata Rp.10 juta.
Sekarang Anda dapat menyimpulkan bahwa pendapatan konsumen oli Castrol di Jawa Barat (populasi μ) cenderung pada kisaran Rp.10 juta juga. Ini adalah salah satu contoh dari inferensi statistik.
Statistik mempelajari hal-hal tentang populasi bahwa sampel harus acak. Sampel acak memungkinkan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Parameter adalah karakteristik populasi. Statistik inferensial memungkinkan untuk membuat generalisasi tentang parameter populasi berdasarkan statistik yang dihitung dari sampel acak.
CONTOH :
Anda ingin tahu pendapatan rata-rata per bulan konsumen oli Castrol di Jawa Tengah. Anda menarik sampel (x) acak 10 pelanggan dari tiap kabupaten dan hasil perhitungan pendapatan rata-rata Rp.10 juta.
Sekarang Anda dapat menyimpulkan bahwa pendapatan konsumen oli Castrol di Jawa Barat (populasi μ) cenderung pada kisaran Rp.10 juta juga. Ini adalah salah satu contoh dari inferensi statistik.
C. Cara atau teknik pengambilan sampling
Teknik Sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai macam teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan dipakai dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua) maca yaitu probability sampling dan non-probability sampling.
Berikut dibawah ini penjelasannya:
1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah suatu teknik sampling yang
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel,
Tekhnik ini terdiri atas:
- Simple
random sampling: dikatakan simple atau sederhana sebab pengambilan sampel
anggota populasi dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan strata yang
terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika anggota
populasi dianggap homogen.
- Dispropotionate
Stratified Random Sampling: Suatu teknik yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
- Proportionate
stratified random sampling: salah satu teknik yang digunakan jika populasi
mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional.
- Area
sampling (Cluster sampling): Teknik sampling daerah dipakai untuk
menentukan sampel jika objek yang akan diteliti atau sumber data sangat
luas, seperti misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau dari
suatu kabupaten.
2. Non probability sampling
Non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel,
Teknik ini terdiri atas:
- Sampling
Sistematis: suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
- Sampling
Kuota: Teknik untuk menentukan sampel yang berasal dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Seperti
misalnya, jumlah sampel laki-laki sebanyak 70 orang maka sampel perempuan
juga sebanyak 70 orang.
- Sampling
aksidental: Sauatu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dipakai
sebagai sampel, jika dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok untuk
dijadikan sebagai sumber data.
- Purposive
Sampling: Suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau
sleksi khusus. Seperti misalnya misalnya, kamu meneliti kriminalitas di
Kota atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu Kapolresta
kota atau daerah tersebut, seorang pelaku kriminal dan seorang korban
kriminal yang ada di kota tersebut.
- Sampling
Jenuh: Suatu teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering sekali dilakukan jika jumlah populasi
relatif kecil atau sedikit, yaitu kurang dari 30 orang, atau penelitian
yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil.
- Smpling Snowball: Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar. Atau sampel berdasarkan penelusuran dari sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu informn seterusnya
DAFTAR PUSTAKA
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA, cv