Kontraksi Otot Saat Latihan Kekuatan
1. Kontraksi
isometrik (kontraksi statik)
Kontraksi isomertik yaitu kontraksi sekelompok
otot untuk mengangkat atau mendorong beban yang tidak bergerak dengan tanpa
gerakan anggota tubuh, dan panjang otot tidak berubah. Seperti mengangkat,
mendorong, atau menarik suatu benda yang tidak dapat digerakan (tembok, pohon,
dsb). Lamanya perlakuan kira-kira 10 detik, pengulangan 3 kali, dan istirahat
20 - 30 detik. Namun dari hasil penelitian Muller (Bowers dan Fox, 1992)
menyarankan bahwa 5 - 10 kontraksi maksimal dengan ditahan selama 5 detik
adalah yang terbaik dilihat dari sudut pandang cara berlatih.
Pada permulaan
latihan, frekuensi latihan kekuatan isometrik adalah 5 hari/minggu. Sebagai
percobaan untuk mendapatkan hasil yang baik bisa pula dilaksanakan dalam
frekuensi latihan 3 hari/minggu. Sedangkan lamanya latihan paling sedikit 4 - 6
minggu.
2. Kontraksi
isotonik (kontraksi dinamik)
Kontraksi isotonik yaitu kontraksi sekelompok
otot yang bergerak dengan cara memanjang dan memendek, atau memendek jika tensi
dikembangkan. Latihan kontraksi isotonik dapat dilakukan melalui latihan beban
dalam yaitu beban tubuh sendiri, maupun melalui beban luar seperti mengangkat
barbel atau menggunakan sejenis alat/mesin latihan kekuatan, dan sejenis
lainnya. Salah satu bentuk latihan kekuatan dengan kontraksi isotonik yang
paling populer adalah melalui program Weight Training. Menurut Harsono
(1988) weight training adalah latihan-latihan yang sistematis dimana beban
hanya dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot guna
mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan dan menjaga
kondisi fisik, kesehatan, kekuatan atau prestasi dalam suatu cabang olahraga
tertentu.
3. Kontraksi
isokinetik
Kontraksi isokinetik yaitu otot mendapatkan tahanan yang sama melalui
seluruh ruang geraknya sehingga otot bekerja secara maksimal pada setiap sudut
ruang gerak persendiannya. Alat latihannya melalui mesin latihan yang
diciptakan secara khusus, seperti Cybex Isokinetic Exerciser. Alat-alat itu
memungkinkan otot berkontraksi secara cepat dan konstan melalui seluruh ruang
geraknya, karena mesin memiliki mekanisme untuk mengontrol kecepatan. Program
ini termasuk baru, oleh sebab itu belum banyak penelitian yang dilakukan.
Walaupun demikian, berdasarkan beberapa penelitian dapat diketahui bahwa
pencapaian kekuatan substansial bisa didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa latihan selama 8 minggu dengan 3 hari/minggu dapat meningkatkan kekuatan
isokinetik sebanyak 30 % (Bowers dan Fox, 1992).
Prinsip
latihan isokinetik adalah : (1) frekuensi latihan antara 2 - 4 hari/minggu, (2)
lama latihan paling sedikit 6 minggu atau lebih, (3) gerakan yang dilakukan
dalam latihan harus mirip dengan keterampilan olahraga yang sebenarnya, (4)
kecepatan latihan harus secepat atau lebih cepat dari keterampilan olahraga
yang sesungguhnya, dan (5) jumlah kontraksi maksimal tiap set antara 8 - 15 RM,
dengan menggunakan 3 set latihan