Tolak Peluru
Senin, 24 Oktober 2016
Tulis Komentar
Tolak peluru adalah salah satu cabang
olahraga atletik.
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin.
Berat peluru:
ü Untuk
senior putra = 7.257 kg
ü Untuk
senior putri = 4 kg
ü Untuk
yunior putra = 5 kg
ü Untuk
yunior putri = 3 kg
Teknik-teknik
yang perlu dipelajari dalam tolak peluru antara lain:
A. Teknik Memegang Peluru
Cara memegang
peluru, yaitu:
- Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas
- Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka, jari manis, jari tengah, dan jari telunjuk dipergunakan untuk menekan dan memegang peluru bagian belakang. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari dipergunakan untuk memegang atau menahan peluru bagian samping agar tidak jatuh atau tergelincir.
- Setelah peluru tersebut dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada bahu dan menmpel (melekat) di leher. Siku diangkat ke samping, sedikit serong ke depan.
- Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar seluruh badan dan tangan dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dari lengan yang lain membantu menjaga keseimbangan.
B. Teknik Sikap Badan pada Waktu akan
Menolak
Terdapat 2
teknik sikap badan pada waktu akan menolak, yaitu:
1. Gaya
Ortodok (Menyamping)
Berdiri tegak menyamping kearah tolakan, kedua kaki dibuka lebar (kangkang),
kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dibengkokkan ke depan, sedikit serong ke
samping kanan, berat badan berada pada kaki kanan, dan badan agak condong ke
samping kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri
dibengkokkan, berada di depan sedikit agak serong ke atas lemas. Tangan kiri
berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan. Pandangan diarahkan kea rah
sasaran (tolakan).
2. Gaya
O’brien (Membelakangi)
Hal yang membedakan antara gaya ortodoks dan gaya O’Brien adalah sikap awal.
Pada gaya ortodoks sikap badan menyamping, sedangkan pada gaya O’Brien
membelakangi arah tolakan.
C. Cara Mengambil Awalan
(Ancang-Ancang)
Cara menyamping (ortodoks)
Bila menggunakan gaya ortodoks, sikap badan menyamping arah tolakan mulai dari
sikap permulaan sampai dengan bergerak ke depan untuk menolakkan peluru.
·
Cara membelakangi lawan (O’Brien)
Bila menggunakan gaya O’Brien, sikap
badan membelakangi arah tolakan mulai dari sikap permulaan sampai dengan
bergerak ke depan untuk menolakkan peluru.
Gaya tolak peluru dengan membelakangi itu disebut juga gaya O’Brien, karena orang yang pertama kali mempergunakan dan sekaligus memperkenalkan gaya tersebut bernama Parry O’Brien. Gaya tersebut dipergunakan pada saat penyelenggaraan Olimpiade Helsinky pada tahun 1952.
D. Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Gaya tolak peluru dengan membelakangi itu disebut juga gaya O’Brien, karena orang yang pertama kali mempergunakan dan sekaligus memperkenalkan gaya tersebut bernama Parry O’Brien. Gaya tersebut dipergunakan pada saat penyelenggaraan Olimpiade Helsinky pada tahun 1952.
D. Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir
menolak, yaitu:
- Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak dibengkokkan.
- Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
- Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
E. Hal-Hal yang Harus Dihindari dalam
Tolak Peluru Awalan Membelakan
Hal-hal yang harus dihindari sebagai
berikut:
1. Sikap posisi awal tidak seimbang,
kaki kanan melakukan gerakan lompatan
2. Tidak menarik kaki kanan cukup jauh
ke bawah badan.
3. Mendarat dengan kaki kanan menghadap
ke belakang.
4. Gerakan kaki terlalu ke samping
kiri.
5. Terlalu cepat menggerakkan badan.
F. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan
dalam Tolak Peluru Awalan Membelakan
Hal-hal yang harus diperhatikan
sebagai berikut:
1. Pelihara kaki selalu rendah dan
bertahan kuat-kuat.
2. Lakukan gerakan kaki kiri mendorong
ke belakang
3. Usahakan pinggang kiri dan bahu
menghadap ke belakang jauh.
4. Putarlah kaki kanan ke dalam selama
meluncur.
5. Usahakan lengan kiri dalam posisi
tertutup.
G.
Hal
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak
peluru :
·
Menyentuh balok batas sebelah atas -
Menyentuh tanah di luar lingkaran
·
Keluar masuk lingkaran dari muka
garis tengah
·
Dipangil selama 3 menit belum
menolak
·
Peluru di taruh di belakang kepala
·
Peluru jatuh di luar sektor
lingkaran
·
Menginjak garis lingkar lapangan
·
Keluar lewat depan garis lingkar
·
Keluar lingkaran tidak dengan
berjalan tenang
·
Peserta gagal melempar sudah 3 kali
lemparan
Beberapa hal yang disarankan :
Bawalah tungkai kiri merendah Dapatkan keseimbangan gerak
dari kedia tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belekang Menjaga agar
bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak Hasilkan rangkaian
gerak yang cepat dan jauh peda tungkai kanan Putar kaki kanan ke arah dalam
sewaktu melakukan luncuran Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke
belakang selama mungkin Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
Beberapa hal yang harus
dihindari :
Tidak memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan Melakukan
lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan Mengangkat badan tinggi ketika
melakukan luncuran Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan Mendarat
dengan kaki kanan menghadap ke belakang Menggerakkan tungkai kiri terlalu
banyak ke samping Terlalu awal membuka badan Mendarat dengan badan menghadap ke
samping atau ke depan
H.
Peralatan
Alat
yang di gunakan : - Rol Meter - Bendera Kecil - Kapur / Tali Rafia -
Peluru a. Untuk senior putra = 7.257 kg b. Untuk senior putri = 4 kg c. Untuk
yunior putra = 5 kg d. Untuk yunior putri = 3 kg - Obrient : gaya
membelakangi arah tolakan - Ortodox : gaya menyamping
I.
Lapangan
Tolak Peluru
Konstruksi :
- Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
- Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
- Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
- Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
- Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
Belum ada Komentar untuk "Tolak Peluru"
Posting Komentar